HAL MEMAKAN DARAH
BINATANG
*Pertama, perlu diketahui bahwa saya membuat tulisan sebagai dokumentasi pribadi, dan
sebagai pengingat saja pada saat lupa dan perlu kembali diingatkan oleh tulisan ini.
Mengenai memakan darah binatang
yang sudah lazim dilakukan di daerah batak pada khususnya, darah dihidangkan
sebagai makanan tradisional yang rasanya sangat lezat dan maknyus.
Biasanya darah dihidangkan sebagai sause untuk melengkapi santapan seperti; daging Babi, Ayam, dll yang disantap, baik direstoran tradisional maupun didalam keluarga.
Biasanya darah dihidangkan sebagai sause untuk melengkapi santapan seperti; daging Babi, Ayam, dll yang disantap, baik direstoran tradisional maupun didalam keluarga.
Namun ternyata, tidak hanya bagi
orang batak, tapi semua bangsa-bangsa menyantap darah sebagai makanan dalam
bentuk yang berbeda.
Ada dalam sajian sause, tahu, cemilan, gorengan, gumpalan darah, sop dan sebagainya.
Ada dalam sajian sause, tahu, cemilan, gorengan, gumpalan darah, sop dan sebagainya.
Mulai dari Asia (China, Vietnam, Thailand, Philipina,
Korea, Nepal, India, Taiwan, dan Indonesia tentunya), bahkan sampai Europe (Finlandia,
German, Yunani, Hungaria, Italia, Portugal, Romania, Spanyol, Sweden, Francis,
Inggris).
Dan sampai ke Benua Amerika (Amerika, Brazil, Colombia dan Equador,
dll) dan di benua Africa. Jadi, sudah lazim dan mendunia ternyata, bahwa darah
dimakan oleh bangsa-bangsa di dunia.
Bagaimana Sebenarnya Perlakuan
Terhadap Darah Binatang?
Sesuai sumber dari masing-masing bangsa-bangsa lain didunia, hal
memakan darah tidaklah kita ketahui dan tidak bisa dinilai benar atau salah, dan
boleh atau tidak boleh.
Tapi, bagi bangsa Yahudi sangat jelas dan sudah menjadi adat istiadat
mereka turun temurun untuk tidak memakan darah. Sumber perintah mereka adalah
daripada Tuhan dan dituangkan oleh Nabi Musa didalam Taurat mereka (Imamat
7:22-27 ), (Kejadian 9:3).
Dan juga umat Muslim menganggap bahwa memakan darah adalah “Haram”.
Beberapa budaya yang juga tidak
memakan darah adalah Igbo di Nigeria, dan Agama kerpercayaan Abrahamic lainnya.
Bagaimana Dengan Kekristenan?
Didalam aliran kepercayaan Kristen,
ternyata juga sangat jelas. Bahwa darah tidak untuk dimakan.
Itu Dalam Perjanjian Lama,
Perjanjian Baru Boleh Semua Dimakan?
Ah…., jika demikian
pertanyaannya, berarti kita sudah setuju akan satu hal; yakni didalam perjanjian
lama tidak boleh memakan darah.
Tinggal penjelasan dari sudut pandang perjanjian
baru.
Sebenarnya, tanpa mencari-cari
kemana-mana, jika sudah setuju akan satu hal didalam perjanjian lama, bukankah
sudah menjadi suatu alasan yang kuat bagi kita untuk tidak memakan darah?
Namun, untuk membenarkan diri
kita atas apa yang sudah kita lakukan, kadang kita mencari pembenaran lain,
agar kebenaran kita terungkap sesuai keinginan kita.
Didalam Perjanjian Baru, penjelasannya Demikian:
Setelah Rasul Paulus kembali dari perjalananya yang pertama dan
singgah di Antiokhia,beberapa orang Farisi yang sudah percaya
mengatakan bahwa:
Orang-orang harus disunat, jikalau tidak maka mereka tidak akan bisa diselamatkan.
Orang-orang harus disunat, jikalau tidak maka mereka tidak akan bisa diselamatkan.
(Kis 15:1)
Namun, Paulus dan Barnabas menentang
keras akan pernyataan tersebut.
Hingga diutuslah mereka dari
Antiokhia untuk melakukan sidang di Jerusalem, untuk membicarakan masalah ini (sunat
dan tidak sunat).
Setelah tiba di Jerusalem dan berlangsung
tukar pikiran yang sangat lama saat sidang, berdirilah Petrus dan menceritakan
akan pengalaman dan penglihatannya (Kis 10 :1-43), mengenai bagaimana Petrus
masuk kerumah dan makan bersama Kornelius di Kaisarea yang bukan orang Yahudi dan
membaptisnya, dan bahkan mereka menerima karunia Roh Kudus.
Demikian juga Paulus dan Barnabas
menceritakan pengalamannya dalam perjalanan yang Pertama, bagaimana mukjijat
dan Roh Kudus turun atas mereka yang bukan orang Yahudi.(Kis 15:12)
Akhirnya, timbullah suatu
kesepakatan diantara Para Rasul di Yerusalem, bahwa mereka tidak boleh menimbulkan
kesulitan kepada mereka dari bangsa-bangsa lain (yang bukan Yahudi) untuk berbalik
kepada Tuhan.
(Kis 15:19)
(Kis 15:19)
Dan disebutkan pada: (Kis 15:20)
“Tetapi kita harus menuliskan surat kepada mereka, supaya mereka
menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari
percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah”.
Sidang ini dikenal sebagai Sidang
di Jerusalem dan bahkan dicatat pada (https://en.wikipedia.org/wiki/Council_of_Jerusalem).
Bahkan ensiklopedia dunia ini mencatat dan setuju bahwa sidang pada tahun 50AD
tersebut, membahas salah satunya adalah
untuk tidak memakan darah bagi mereka orang kristen.
Kembali kepada Sidang di Jerusalem.
Hal tersebut diatas (Kis 15:20) adalah masih
berupa usulan Jakobus dan disetujui oleh semua rasul rasul pada sidang
tersebut.
Kemudian, akhirnya dituliskan untuk
dikirimkan dan dibacakan. baca (Kis 15:29).
Kemudian surat tersebut akhirnya dibawa
oleh Yudas dan Silas dari Jerusalem ke Antiokhia dan di Antiokhia, dibacakan dihadapan jemaat (baca Kis 15:31) dan mereka semua bersuka cita.
Mengenai hal itu (memakan darah)
bahkan ditegaskan sekali lagi oleh Yakobus pada saat kepulangan Paulus dari perjalanannya
yang kedua kali, ketika singgah di Yerusalem. (Kis 15:25)
Jadi, mengenai Sunat dan tidak
bersunat, para Rasul setuju untuk tidak memberatkan bangsa-bangsa yang bukan
Yahudi untuk berbalik kepada Tuhan. Mereka, bangsa-bangsa lain itu, boleh tidak
bersunat, dan bukan suatu halangan untuk mendapatkan keselamatan.
Namun juga, Para Rasul setuju dan
meminta kepada bangsa lain yang sudah dikenal sebagai Kristen pada saat itu,
untuk tidak memakan darah.
Bagaimana Mengenai Petrus
diminta Tuhan untuk memakan semua binatang dalam Kis 10:1-48 ? Tuhan mengatakan “Apa yang dinyatakan halal oleh Tuhan, tidak boleh
dinyatakan haram?”
Didalam sidang Jerusalem sekitar
tahun 50AD saat itu, yang dibahas sebelumnya diatas, Petrus sendiri sudah menceritakan
penglihatan ini dihadapan sidang.
Perlu diketahui bahwa Kis 10:1-48
ini adalah “Penglihatan”, Penglihatan rasul Petrus saat siang hari dan bukan
keadaan real atau nyata.
Benar……!, semua binatang ada didalam penglihatan
petrus untuk disembelih dan dimakan, namun dalam penglihatan itu:
1 1. Petrus
tidak sampai memakannya
2. 2. Tidak
ada darah untuk dimakan dalam penglihatan itu.
3
3
Sebagai orang Kristen, memang
halal untuk memakan semua binatang yang ada dibumi ini, karena semua binatang itu
diberikan Tuhan sebagai makanan manusia (Kecuali bagi orang Yahudi)
Petrus sendiri yang mengalami
penglihatan tersebut, bertanya-tanya dalam hatinya, akan arti dari penglihatan
itu.
Petrus tidak langsung mengartikan bahwa semua halal untuk dimakan, termasuk darah.
Sampai akhirnya setelah bertemu
dengan Kornelius, Petrus mendapat kesimpulan bahwa arti dari penglihatan itu
adalah,(Kis 10:34)
“Bahwa Tuhan tidak
membeda-bedakan orang”
Tuhan tidak membeda-bedakan orang.
Jadi…, bagaimana kita umat Kristen sekarang ini, mengambil pengertian dan kesimpulan sendiri akan penglihatan petrus tersebut dengan mengatakan bahwa: semua bisa dimakan, termasuk darah?
Sedang Petrus sendiri yang mengalami penglihatan tersebut, mengambil kesimpulan bahwa arti dari penglihatan adalah, bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan orang.
Jadi…, bagaimana kita umat Kristen sekarang ini, mengambil pengertian dan kesimpulan sendiri akan penglihatan petrus tersebut dengan mengatakan bahwa: semua bisa dimakan, termasuk darah?
Sedang Petrus sendiri yang mengalami penglihatan tersebut, mengambil kesimpulan bahwa arti dari penglihatan adalah, bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan orang.
Bagaimana dengan Injil Matius 15:11; Bukan yang masuk kedalam mulut
yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan
orang.
Jika, kita ikuti cerita Matius 15:11
ini, adalah mengenai murid-murid Tuhan Yesus yang ketika makan tidak mencuci
tangannya, yang mana menurut adat istiadat orang Yahudi adalah Najis.
Kita tidak bisa serta-merta
mengartikan injil ini sebagai; “boleh memakan darah, karena bukan yang masuk
mulut yang Najis tapi yang keluar”.
Jika kita lihat kamus besar
bahasa Indonesia, kata Najis artinya kotor, dimana kekotoran itu menyebabkan
manusia itu terhalang beribadah kepada Tuhannya.
Najis dikatakan kepada orang yang
terkena bangkai binatang, najis juga kepada seorang perempuan yang bersalin dan
melahirkan anak selama 7 hari, bahkan jikalau anaknya perempuan, ia najis
selama 2 minggu.
Bahkan lelehan yang berasal dari
aurat laki laki dan perempuan dikatakan najis oleh Taurat.
(Im 15:1-33)
(Im 15:1-33)
Dan kenajisan tersebut diatas
dapat ditebus dengan persembahan korban kepada Tuhan, bahkan selama periode
tertentu lewat 7 hari atau 2 minggu untuk lelehan laki-laki dan wanita, ia tahir.
Dan juga bahwa system yang terjadi didalam tubuh manusia yang memang diciptakan demikian (seperti lelehan) dinajiskan oleh Taurat, sesuatu yang tidak bisa dihindari dan terjadi secara alami.
Demikianlah hal kenajisan. Karena itu Tuhan juga memberikan cara bagaimana caranya untuk bersih dari kenajisan menjadi kudus.
Dan juga bahwa system yang terjadi didalam tubuh manusia yang memang diciptakan demikian (seperti lelehan) dinajiskan oleh Taurat, sesuatu yang tidak bisa dihindari dan terjadi secara alami.
Demikianlah hal kenajisan. Karena itu Tuhan juga memberikan cara bagaimana caranya untuk bersih dari kenajisan menjadi kudus.
Sementara bagi yang memakan darah
dikatakan didalam (Imamat 7:27), nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara
bangsanya.
Jadi, kurang relevan jika kenajisan dalam
Matius 15 ini, dikaitkan dengan “Boleh memakan darah”.
Hal itu hanyalah untuk
mencari-cari ayat pembenaran untuk membenarkan apa yang sudah kita lakukan.
Memang, dengan tidak memakan darah, tidak
juga akan membuat kita diperhitungkan dalam kebenaran
Karena hanya Iman kita yang diperhitungkan
Tuhan sebagai kebenaran.
Namun, marilah kita mulai dari
apa yang kita bisa. Kiranya Kasih karunia Tuhan memberkati kita dan membukakan
pengertian kita akan Firman Tuhan serta memberikan kita kekuatan untuk
menyangkal keinginan daging yang ada pada kita.
Amin
Komentar
Posting Komentar